Paparan deskriptif, argumentasi.naratif.persuasif. dan produk Jasa.

Pengertian paragraf deskriptif:
Paragraf Deskriptif Merupakan paragraf yang menggambarkan suatu objek yang dibuat dengan susunan kata-kata yang dapat merangsang Indera pembaca, sehingga pembaca dapat merasakan apa yang penulis ceritakan.

Paragraf argumentasi:
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk[butuh rujukan] pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan objektif di mana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat

Paragraf naratif:
paragraf naratif adalah jenis karangan yang mengungkapkan suatu peristiwa, peristiwa, atau pengalaman pribadi berdasarkan urutan-urutan kajadian atau peristiwa. Paragraf naratif merupakan paragraf yang berisi tentang pemaparan tentang suatu peristiwa yang dirangkai dalam kesatuan waktu.

Paragraf  persuasif:
Paragraf persuasif dapat di artikan sebagai paragraf yang mempunyai tujuan untuk meyakinkan atau mengajak si pembaca dengan maksud tertentu, yang mana hal ini di lakukan agar bisa melaksanakan serta menerima gagasan penulis dari suatu pendapat dan pandangan tertentu.

Pengertian produk jasa
Produk dapat diklasifikasikan sebagai barang yang tahan lama (durable goods), barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (service). Menurut Philip Kotler, jasa didefinisikan sebagai berikut“Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihal lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Produk jasa yang saya minati adalah "bengkel(mekanik)"

Pekerja bengkel adalah salah satu kelompok yang memiliki risiko terpapar Pb dari berbagai sumber dalam bengkel. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan paparan Pb di bengkel terhadap kadar Pb darah dan keluhan kesehatan subjektif mekanik

 Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Wawancara dilakukan pada 17 mekanik bengkel sepeda motor untuk mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai varibel bebas seperti lama paparan, masa kerja, personal hygiene dan kebiasaan merokok. Pengukuran langsung kadar Pb udara dan oli bekas dilakukan untuk mengetahui hubungannya dengan kadar Pb darah. Observasi juga dilakukan terhadap keadaan di dalam dan sekitar bengkel.

 Kadar Pb darah mekanik masih berada dalam batas normal menurut WHO, yakni <40 μg/dL. Akan tetapi lima mekanik (29,41%) memiliki kadar Pb darah >10 μg/dL yang merupakan nilai ambang batas toksisitas Pb menurut CDC. Personal hygiene memberikan hubungan signifikan terhadap kadar Pb darah mekanik pada bengkel resmi dan non resmi (p=0,000 dan p=0,042). Masa kerja juga mempunyai hubungan bermakna pada kadar Pb darah mekanik

 bengkel non resmi (p=0,006) Mekanik dengan personal hygiene yang buruk dan masa kerja lebih lama memiliki risiko lebih tinggi terhadap terjadinya peningkatan kadar Pb darah. Kadar Pb darah yang tergolong normal menunjukkan tidak ada hubungan dengan keluhan kesehatan subyektif. Namun perlu adanya penyuluhan mengenai Pb dan tata cara personal hygiene yang baik di tempat kerja.




Comments